CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »
The True Beauty Of a Woman In Her Inherent Ability To Make Better a Man In Every Way

Kamis, 03 November 2011

BIOGAS KOTORAN SAPI SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF

           Sumber daya energi mempunyai peran yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi nasional. Dalam jangka panjang, peran energi akan lebih berkembang, khususnya guna mendukung pertumbuhan sektor industri dan kegiatan lain yang terkait dengan pemakaian energi. Negara Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak, gas serta batubara, namun berkurangnya cadangan minyak, semakin sedikitnya sumber batubara dan kualitas lingkungan menurun akibat penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan. Oleh karena itu, pemanfaatan sumber-sumber energi alternatif yang terbarukan dan ramah lingkungan menjadi pilihan. Saat ini, berbagai macam upaya terus dilakukan untuk mengganti sumber energi-utamanya dari gas dan minyak bumi-agar tak habis. Salah satunya dengan mengembangkan aneka sumber energi alternatif. Beberapa di antaranya seperti yang dikembangkan oleh tim peneliti dari Washington University, Amerika Serikat (AS). Mereka mencoba memanfaatkan limbah peternakan untuk membuat sebuah gas yang bisa diubah menjadi sumber energy serta  NEC, sebuah perusahaan elektronik yang berasal dari Jepang, baru-baru ini mengembangkan biogas dari kotoran sapi sebagai energi alternatif di Sekolah Alam, Bantar Gebang Bekasi, Jawa Barat.

          Para peneliti tersebut memanfaatkan bakteri khusus untuk mengurai kotoran sapi menjadi metana. Gas inilah yang nantinya bisa diolah menjadi sumber energi baru. Selain itu, dengan bakteri ini, pencemaran dari kotoran sapi, baik bau ataupun limbahnya, bisa dihilangkan. Profesor Muthanna Al-Dahhan, dari Washington University yang memimpin proyek ini mengatakan bahwa proses penguraian kotoran sapi menjadi metana tidak terlalu rumit sehingga petani biasa bisa melakukannya. "Setiap tahun, peternakan sapi di dunia menghasilkan sekira 1,8 miliar ton kotoran. Peternak dapat mengubah kotoran itu menjadi bioenergi yang ramah lingkungan dengan bakteri," sebut Muthanna Al-Dahhan. 
Energi biogas adalah salah satu dari banyak macam sumber energi terbarukan, karena energi biogas dapat diperoleh dari air buangan rumah tangga, kotoran cair dari peternakan ayam, sapi, babi, sampah organik dari pasar, industri makanan dan limbah buangan lainnya. Produksi biogas memungkinkan pertanian berkelanjutan dengan sistem proses terbarukan dan ramah lingkungan. Pada umumnya, biogas terdiri atas gas metana (CH) sekitar 55-80%, dimana gas metana diproduksi dari kotoran hewan yang mengandung energi 4.800-6.700 Kcal/m, sedangkan gas metana murni mengandung energi 8.900 Kcal/m.
Sistem produksi biogas mempunyai beberapa keuntungan seperti:
(a) mengurangi pengaruh gas rumah kaca,
(b) mengurangi polusi bau yang tidak sedap,
(c) sebagai pupuk, dan
(d) produksi daya dan panas.

Sehubungan dengan energi biogas menggunakan kotoran sapi tersebut, maka diharapkan dapat menciptakan sumber energi alternatif yang dapat kita gunakan. Dimana pada saat ini energi sangat dibutuhkan dalam bidang industri maupun pada bidang pembangkit. Hal ini berguna untuk menunjang kualitas hidup masyarakat secara nasional. Ini berati pula bahwa dalam mencari energi alternatif biogas tersebut harus ramah lingkungan yang mana nantinya limbah yang akan diproses tidak mengganggu lingkungan sekitar. Dalam prosesnya nanti hendaknya petani/peternak mengetahui pengaturan lingkungan sehingga limbah tidak akan membebani lingkungan sekitar.
Beberapa alasan bahwa energi biogas sangat potensial untuk dikembangkan adalah :
1. Produksi biogas dari kotoran peternakan sapi ditunjang oleh kondisi yang kondusif perkembangan peternakan sapi di Indonesia akhir-akhir ini, sehingga ketersediaan supply bahan terjamin,
2. Regulasi di bidang energi seperti kenaikan tarif listrik, kenaikan harga Liquefied Petroleum Gas (LPG), premium, minyak tanah, minyak solar, minyak diesel dan minyak bakar telah mendorong pengembangan sumber energi alternatif yang murah, berkelanjutan dan ramah lingkungan,
3. Kenaikan harga dan kelangkaan pupuk anorganik di pasaran karena distribusi pemasaran yang kurang baik menyebabkan petani berpaling pada penggunaan pupuk organik.

         Untuk memproduksi biogas diperlukan digester. Digester dapat mengurangi emisi gas metana (CH) yang dihasilkan pada dekomposisi bahan organik yang diproduksi dari sektor pertanian dan peternakan. Dengan menggunakan digester kotoran sapi difermentasi menjadi gas metana (biogas). Gas metana termasuk gas yang menimbulkan efek rumah kaca yang menyebabkan terjadinya fenomena pemanasan global, karena gas metana memiliki dampak 21 kali lebih tinggi dibandingkan gas karbondioksida (CO). Pengurangan gas metana secara lokal ini dapat berperan positif dalam upaya mengatasi masalah pemanasan global (efek rumah kaca) yang berakibat pada perubahan iklim global. Secara tidak langsung, kita berupaya juga mendukung program internasional, yaitu mekanisme pembangunan bersih (Clean Development Mechanism) dari protokol Kyoto yang efektif berlaku mulai 16 Februari 2005 dan Indonesia juga termasuk negara yang mendukung program tersebut. Penggunaan green energy dalam upaya pengurangan emisi gas rumah kaca dapat dimanfaatkan untuk memperoleh kompensasi dari negara-negara industri melalui perdagangan gas karbon.


Kesimpulan : Selama ini, kita mengenal kotoran sapi hanya bisa diolah menjadi pupuk, padahal seharus nya banyak kegunaan lain yang dapat dihasilkan. Selain itu, kala kenaikan harga BBM beberapa waktu silam, teknologi ini rupanya juga sudah berhasil diterapkan oleh salah satu peternak di Indonesia, meski belum secanggih di Amerika. Ide pengembangan biogas inidiharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.

Referensi :
·         adkur27.blogspot.com/2010/06/biogas-kotoran-sapi-sebagai-energi.html
·         iklimkarbon.com/2011/03/16/sumber-energi-alternatif-dari-kotoran-sapi/
·         diorentino.wordpress.com/2011/01/07/energi-alternatif-kotoran-sapi/



Tugas Energi Alternatif:
·         Eva Shinta Puspita
·         Lydia Putri Amalia

0 komentar: